Batan Teknologi Menawarkan Energi Masa Depan: “Ayuk Pak Dahlan Iskan, Gali Terus Potensi Nuklir dan Hidrogen!”

Kantor Batan Teknologi (sumber foto antaranewes)

Energi ibarat denyut nadi sebuah bangsa. Tanpanya, kehidupan dan kemajuan akan terhenti, bagaikan mesin tanpa bahan bakar. Di tengah gejolak harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik yang terus naik, Indonesia kini dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah kita akan terus bergantung pada sumber energi konvensional yang rentan fluktuasi harga dan pasokan, ataukah mulai melangkah ke era energi baru yang lebih berkelanjutan dan stabil?

Kisah Energi Indonesia: Dari Ancaman Krisis Menuju Peluang Inovasi

Bayangkan sebuah kapal besar yang sedang menghadapi ombak besar di tengah lautan. Kapal itu adalah Indonesia, dan ombak adalah kenaikan harga BBM dan listrik yang mengguncang stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk melewati badai ini, diperlukan nakhoda yang tidak hanya berani, tapi juga cerdas memilih arah dan teknologi.

Dalam konteks ini, Batan Teknologi, anak perusahaan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), muncul sebagai pelopor yang menawarkan solusi masa depan: energi nuklir dan hidrogen. Ini bukan sekadar jargon teknologi tinggi, melainkan sebuah janji untuk menghadirkan energi yang bersih, terjangkau, dan dapat diandalkan.

Nuklir dan Hidrogen: Dua Pilar Energi Masa Depan Indonesia

“Nuklir dan hidrogen merupakan energi masa depan,” ujar Yudiutomo Imardjoko, Direktur Utama PT Batan Teknologi Persero (Batan Tek), dalam sebuah wawancara bersama SWA online (28 Januari). Kalimat ini bukan klaim kosong, melainkan hasil kajian mendalam dan pengalaman bertahun-tahun dalam pengembangan teknologi energi.

Teknologi nuklir yang ditawarkan Batan Tek tidak hanya sekedar reaktor besar yang selama ini dianggap berisiko tinggi. Batan Tek fokus pada aplikasi yang lebih spesifik dan bermanfaat, seperti produksi isotop medis yang sangat penting untuk kesehatan masyarakat. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi fuel cell hidrogen yang memiliki potensi besar sebagai pengganti BBM.

Dalam dunia energi, fuel cell hidrogen adalah seperti baterai super yang mengubah air menjadi listrik secara bersih dan efisien. Menariknya, Batan Tek berinovasi dengan menggunakan air laut sebagai sumber hidrogen, yang dikonversi menjadi energi listrik dengan bantuan reaktor nuklir. Bayangkan, laut yang luas itu menjadi “pabrik energi” yang tidak pernah habis.

Prinsip Proven Technology: Mengadopsi yang Terbaik dari Dunia

Indonesia tidak ingin terburu-buru dalam mengadopsi teknologi nuklir. Prinsip “proven technology” menjadi landasan agar teknologi yang digunakan sudah terbukti aman dan efektif di negara lain. Namun, Yudi mengungkapkan sebuah paradoks: negara pengguna nuklir seringkali menunggu keberhasilan negara lain terlebih dahulu, sehingga inovasi Indonesia sering tertunda.

Sebagai seorang doktor nuklir lulusan Iowa State University, Yudi memiliki pengalaman langsung mengelola reaktor nuklir untuk produksi radioisotop medis di Amerika Serikat sejak 2016. Pengalaman ini memberikan kepercayaan diri untuk membangun dua reaktor nuklir dengan kapasitas total 4400 curie di Indonesia, menggunakan bahan bakar uranium cair yang hanya perlu diganti setiap 20 tahun sekali.

Untuk memberi gambaran, 1 gram uranium padat menghasilkan panas setara dengan pembakaran 1 ton batubara. Artinya, energi yang dihasilkan sangat besar dengan limbah yang jauh lebih kecil dibandingkan energi fosil. Ini adalah lompatan besar untuk menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Hidrogen dan Fuel Cell: Masa Depan Mobil Listrik Indonesia

Selain nuklir, Batan Teknologi juga serius mengembangkan fuel cell hidrogen sebagai solusi untuk sektor transportasi. Indonesia sedang berada di persimpangan sejarah mobilitas: kendaraan listrik mulai menjamur, namun sumber energi pengisian baterai masih menjadi tantangan.

Dengan fuel cell, mobil listrik dapat diisi ulang melalui konversi air laut menjadi listrik, sebuah inovasi yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga sangat menjanjikan dari segi biaya dan ketersediaan sumber daya. Ini adalah jawaban atas kelangkaan BBM dan biaya tinggi yang selama ini membebani konsumen.

Yudi menegaskan, “Tak perlu bayar mahal, tak perlu antre lama,” sebagai gambaran betapa mudah dan efisiennya sistem fuel cell ini. Namun, semua itu tetap bergantung pada political will pemerintah untuk mendorong implementasi dan pengembangan teknologi ini secara masif.

Melihat dari Kacamata Global: Pelajaran dari Negara-negara Maju

Indonesia tidak sendiri dalam perjalanan menuju energi masa depan. Negara-negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan telah lama mengembangkan teknologi nuklir dan hidrogen. Jepang, misalnya, menjadikan hidrogen sebagai salah satu pilar utama strategi energi nasionalnya, dengan fokus pada mobilitas dan penyimpanan energi.

Korea Selatan mengembangkan fuel cell untuk kebutuhan rumah tangga dan kendaraan, sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Mereka berhasil mengintegrasikan teknologi ini dengan baik ke dalam infrastruktur nasional.

Namun, setiap negara menghadapi tantangan uniknya sendiri, mulai dari regulasi, keamanan, hingga penerimaan sosial. Indonesia harus belajar dari pengalaman tersebut dan menyesuaikannya dengan kondisi lokal agar teknologi ini bisa diterima dan berkembang optimal.

Peran Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur

Kepala Bidang Teknologi Konversi Energi BPPT, Taufan Surana, menambahkan bahwa untuk membesarkan industri energi baru ini, diperlukan peningkatan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Infrastruktur mutakhir saja tidak cukup tanpa didukung tenaga ahli yang mampu mengoperasikan dan mengembangkan teknologi secara berkelanjutan.

Investasi dalam pendidikan dan pelatihan menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga inovator yang mampu bersaing di panggung global. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pemerintah dan industri.

Kesimpulan: Waktunya Mendorong Potensi Energi Baru Indonesia

Perjalanan energi Indonesia saat ini bagaikan sebuah jembatan yang harus dilalui dari ketergantungan pada sumber fosil menuju era energi bersih dan terbarukan. Batan Teknologi dengan optimisme dan inovasinya menawarkan jalan yang menjanjikan melalui pengembangan nuklir dan hidrogen.

Namun, seperti sebuah ladang yang menunggu untuk digarap, semua potensi ini tidak akan berarti tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat. Political will, investasi infrastruktur, dan pengembangan SDM menjadi pondasi agar energi masa depan ini tidak sekadar wacana, tetapi kenyataan.

Ayuk, Pak Dahlan Iskan dan semua pemangku kepentingan di Indonesia, gali terus potensi ini. Seperti nakhoda yang bijak memimpin kapalnya melewati badai, mari kita berani melangkah dengan teknologi dan inovasi demi masa depan energi yang cerah dan berkelanjutan. (Muhammad Zainul Arifin)

Post a Comment for "Batan Teknologi Menawarkan Energi Masa Depan: “Ayuk Pak Dahlan Iskan, Gali Terus Potensi Nuklir dan Hidrogen!”"